Selasa, 11 Juli 2017




ANALISA ARTIKEL TENTANG MANUSIA DAN KEGELISAHAN


Ramai Isu Penculikan, Bapak Ini Resah Putrinya 6 Hari Menghilang

Enggran Eko Budianto - detikNews
Ramai Isu Penculikan, Bapak Ini Resah Putrinya 6 Hari Menghilang
 Nur'ayni kabur dari rumah/Foto: Enggran Eko Budianto
Mojokerto - Heriyanto (41) tak bisa menyembunyikan kegelisahannya sejak putri sulungnya Nurul Nur'ayni (19) kabur dari rumah 6 hari lalu. Di tengah ramainya isu penculikan anak saat ini, bapak dua anak itu khawatir putrinya menjadi korban penculikan sindikat perdagangan manusia.

Tatapan matanya kosong saat ditemui detikcom di rumahnya, Dusun/Desa Gebangmalang, Kecamatan Mojoanyar, Kamis (23/3/2017). Terlihat jelas keletihan dan kegelisahan dari wajah kurus Heri, panggilan akrab pria ini. Dia kurang tidur lantaran selalu berdzikir pada malam hari memohon kepada Alloh SWT agar Nurul cepat ditemukan.

Nurul merupakan anak pertama Heri buah pernikahan dengan Rustiningsih (41). Anak sulung dari dua bersaudara itu lulus dari MAN Tambakberas Jombang tahun 2015. Sejak saat itu, Nurul menghabiskan waktunya di rumah. Kesibukannya hanya di dalam kamar bermain gadget.

Sembari menunjukkan foto Nurul di ponsel miliknya, Heri menceritakan saat terakhir gadis kelahiran Desember 1997 itu berada di rumah. Tepatnya pada Jumat (17/3) sore. Sekitar pukul 16.00 Wib, Nurul masih bersikap normal. Bahkan saat itu dia sempat masak untuk makan malam dan membuatkan kopi Heri.

"Saat itu Nurul kelihatan normal sekali, tak kelihatan kalau ada masalah. Sempat ngobrol sama saya soal rencana mengaji ke rumah saudara yang meninggal," kata Heri.

Nurul Nur'ayni kabur dari rumahNurul Nur'ayni kabur dari rumah Foto: Enggran Eko Budianto

Setelah pekerjaan rumah tuntas, kata Heri, Nurul mandi dan berganti pakaian yang tak biasa, yakni memakai jas almamater MAN Tambakberas, celana jeans abu-abu dan kerudung biru dongker. Namun, saat itu dia tak menaruh curiga. Sampai azan maghrib berkumandang, dia masih mendengar suara Nurul yang menegur adiknya agar salat dan belajar.

"Saat itu saya dan ibunya salat maghrib, tak tahu kalau Nurul pergi, dia juga tak pamit," ujarnya.

Selepas maghrib, Heri baru menyadari kalau Nurul meninggalkan rumah. Gadis yang biasa mengurung diri di dalam kamar bersama laptop dan ponsel pintar itu, menghilang tanpa pesan. Hanya ponsel, charger, uang kurang dari Rp 50 ribu dan perhiasan emas seberat 15 gram yang dibawa Nurul. Perhiasan itu selama ini tak pernah dipakai karena Nurul alergi.

"Ada yang melihat Nurul dijemput seorang pria di pos kamling (sekitar 20 meter dari rumah Heri), pria itu bawa motor, tapi tak ada yang mengingat ciri-cirinya," ungkapnya.

Berbagai upaya pencarian pun dilakukan Heri. Mulai dari mencari ke semua rumah kerabat hingga ke tempat Nurul menuntut ilmu di Ponpes Tambakberas Jombang tak membuahkan hasil. Bahkan dia telah meminta tolong ke 15 paranormal, hasilnya pun nihil.

Sementara upaya menghubungi nomor ponsel Nurul yang sempat aktif hingga Senin (20/3), tak mendapatkan respons. Panggilan dari nomor Heri, istrinya, hingga kepala desa dan polisi dialihkan, sedangkan pesan singkat (sms) tak dibalas.

"Sudah saya laporkan ke Polsek Mojoanyar Minggu (19/3), sampai saat ini belum ada kabar dari kepolisian," terangnya.


Rencana Pernikahan Nurul Terancam Gagal

Heri menuturkan, kepergian Nurul menyisakan kesedihan mendalam di keluarganya. Istrinya tak henti menangis tiap malam memikirkan nasib si buah hati. Selain itu, kaburnya Nurul juga membuat gelisah keluarga calon menantunya. Putri sulungnya itu telah dipersunting seorang pengusaha asal Desa Kintelan, Kecamatan Puri tiga tahun lalu. Resepsi pernikahan pun akan dilaksanakan 6 April 2017.

Akibat Nurul yang tak jelas keberadaannya, rencana pernikahan itu terancam berantakan. Keluarga si pria memutuskan untuk membatalkan pernikahan tersebut.

"Sepengetahuan saya selama ini hubungan Nurul sama calon suaminya tak pernah ada masalah. Itu kan pilihannya Nurul sendiri yang sudah pacaran selama 3 tahun, bahkan dia sendiri yang minta dinikahkan," jelasnya.

Namun, aroma kehadiran pihak ke tiga dalam hubungan Nurul dengan calon suaminya mulai menyeruak. Menurut Heri, putri sulungnya itu diam-diam menjalin hubungan dengan seorang pria asal Banyuwangi sejak dua bulan terkahir. Itu diketahui dari percakapan di akun facebook Nurul. Dia menduga putrinya kabur dengan pria tersebut.

"Yang memeriksa akun facebook itu calonnya Nurul sendiri. Foto pria tersebut dan akun facebook sudah kami serahkan ke polisi," cetusnya.

Kondisi ini justru membuat Heri bertambah khawatir. Bagaimana tidak, perkenalan Nurul dengan pria asal Banyuwangi itu hanya melalui dunia maya. Terlebih lagi di tengah ramainya isu penculikan anak saat ini.

"Saya tahu soal isu penculikan anak. Saya khawatir anak saya menjadi korban perdagangan manusia," tegasnya.

Setelah 6 hari kepergian Nurul, kini Heri hanya bisa pasrah dan berdoa untuk keselamatan putrinya. Dia berharap polisi segera menemukan Nurul.

"Kami ingin Nurul segera pulang, soalnya ibunya tiap hari nangis seperti orang linglung," tuturnya.

Sementara Kapolsek Mojoanyar AKP Margo Sukwandi membenarkan telah menerima laporan hilangnya Nurul. Saat ini pihaknya melakukan pencarian gadis 19 tahun tersebut.

"Upaya pencarian masih kami lakukan," tandasnya.
(fat/fat)

ANALISA :

   Berdasarkan analisis saya, kegelisahan yang dialami dalam berita diatas sangat umum untuk dialami oleh setiap orang yang mengalami suatu kondisi seperti kondisi tersebut. Jika kita mengaitkan dengan materi pembelajaran dalam mata kuliah ILMU BUDAYA DASAR tentang MANUSIA DENGAN KETIDAKPASTIAN yang menimbulkan kegelisahan dan perasaan tidak tenang. Seperti itulah yang dialami oleh Pak Heri dan keluarga setelah mengetahui putri sulungnya yang bernama Nurul tak kunjung pulang setelah meninggalkan rumah hamper seminggu lamanya. Terlebih putrinya meninggalkan rumah tanpa pesan apapun dan tengah dalam keadaan menantikan pernikahannya dengan seseorang, dan juga ia menghilang ditengah ramainya isu penculikan di beberapa daerah ditanah air. Pantaslah Pak Heru beserta keluarga sangat cemas dan gelisah.

   Namun ditengah kecemasan dan kegelisahan Pak Heru dan keluarga, mereka tetap melakukan berbagai cara untuk menemukan putrinya tersebut. Berbagai upaya pencarian pun dilakukan Heri. Mulai dari mencari ke semua rumah kerabat hingga ke tempat Nurul menuntut ilmu di Ponpes Tambakberas Jombang tak membuahkan hasil. Bahkan dia telah meminta tolong ke 15 paranormal, hasilnya pun nihil.

   Sementara upaya menghubungi nomor ponsel Nurul yang sempat aktif hingga Senin (20/3), tak mendapatkan respons. Panggilan dari nomor Heri, istrinya, hingga kepala desa dan polisi dialihkan, sedangkan pesan singkat (sms) tak dibalas. Selain itu Pak Heru dan keluarga juga telah melaporkan ke polisi, dan belum ada kabar dari pihak kepolisian.


Tidak ada sama sekalinya kabar tenang Nurul sangat menimbulkan kegelisahan yang luar biasa bagi Pak Heru dan keluarga. Untuk mengatasi kegelisahan tersebut, seperti yang telah dilakukan Pak Heru, kita hanya dapat berdzikir dan berdoa kepada Allah S.W.T. dan mengikhlaskan apapun hasil yang didapat nanti. Semoga hal ini dapat menjadi pembelajaran yang berarti bagi kita semua untuk lebih baik dan berhati-hati kedepannya.